ISI
VEDA DITINJAU DARI KARMA YOGA
Menurut Veda, Jalan
Perbuatan (Karma Yoga) sama pentingnya dengan Jalan Pengetahuan (Jnana Yoga).
Dalam literature keagamaan kemudian kita temukan suatu kecenderungan yang
menganggap perbuatan itu tak berguna, atau suatu sebagai bagian yang penting
dari kehidupan.
Karma Yoga berarti
pengakuan atas keberadaan kita di dunia ini. Hal ini menyebabkan badan kita
tumbuh dan pikiran kita makin tajam dan kehidupan menjadi sehat dan bergairah
serta menggembirakan. Kedua, karma yoga menerima perjuangan hidup dan ingin
agar berhasil serta tetap hidup. Tetap hidup, menurut pengertian Veda, tidak
berarti semata-mata kehidupan biologis: tetapi juga menyangkut kehidupan moral
dan spiritual. Oleh karena itu perjuangan hidup adalah perjuangan kebajikan dan
kejahatan, dengan memanfaatkan segala daya dan keberanian yang ada pada
manusia. Karena itu, karma yoga didasarkan atas semangat ksatriya dan wawasan
hidup yang heroik.
Karena itu, doa seorang
karma yogin adalah untuk mohon kesehatan dan kekuatan, badan yang sempurna dan
umur panjang serta kebaikan di dunia, seperti doa berikut :
Tat caksura devahitam sukram
Uccarat, pasyena saradah satam
Yovena saradah satam
(Rg Veda VIII. 66.16)
Semoga kami
selama seratus tahun melihat, mata yang bersinar itu muncul atas kehendak
Tuhan. Semoga kami hidup seratus tahun.
Tac caksura
devahitam purastacchurram,
Ucarat pasyema
saradah satram jatrem
Saradah sata
Srnuyama saradah
sate pra bravama
Saradah satam
adinah syama saradah
Satam bhuyasca
saradah satat.
(Yajur Veda 36. 24)
Semoga kami
selama seratus tahun dapat menyaksikan mata yang bersinar itu atas kehendak
Tuhan muncul di hadapan kami, semoga kami hidup seratus tahun. Semoga kami
berkata yang baik selama seratus tahun. Semoga kami dapat menegakkan kepala
selama seratus tahun. Ya bahkan lebih dari seratus tahun.
Doa
di atas merupakan curahan isi hadi golongan karma yoga agar ia dianugerahi umur
panjang oleh Tuhan dalam menempuh kehidupan di dunia dan kesempurnaan hidup
seperti penglihatan sempurna dan dapat menikmati hidup ini. Kehidupan yang
dimohon oleh golongan karma yoga bukan hanya bernafas saja namun memohon
kesehatan dan hidup terhormat dan
memiliki moral yang tinggi sehingga ia dapat merasakan bagaimana keindahan dan
kenikmatan dunia yang dijadikan oleh Tuhan ini.
Tryambakam
yajamahe,
Sragandhi
pusthivardhanam,
Arva arukam iva
vandhanat.
(Rg. Veda VIII. 59. 12)
Kami memuja
Tryambaka (Rudra) yang menyebabkan keharuman dan memperbanyak makanan. Semoga
ia melepas kami, seperti buah mentimun dari batangnya, dari kematian, tetapi
bukan dari kekekalan.
Dari
uraian Veda di atas, maka pandangan karma yoga terhadap dirinya bagaikan pohon
mentimun di mana dewa Rudra adalah dewa yang sangat baik, beliau memberikan
kehidupan, beliau memberikan rabuk pada setiap kehidupan terutama pada diri
manusia. Namun setelah tiba saatnya maka Dewa Rudra yang sangat mulia dan baik
itu akan datang untuk memetik buahnya yang dipelihara dan dirabuk itu. Kematian
bagi seorang karma yoga ibarat buah yang telah masak yang dipetik oleh
pemilikinya (Tuhan) namun jiwa yang dimiliki akan tetap mengalami hidup yang
kekal dan jiwa tersebut akan dapat ditanam kembali ke dunia oleh Dewa Rudra.
Oleh sebab itu, pujalah dan muliakanlah Dewa Rudra yang maha pengasih yang
merupakan sumber kebahagiaan yang memberikan kesehatan. Dewa yang murah hati
yang selalu memberikan kebahagiaan bagi mereka yang berbuat baik.
Mayi vaco atho
yaso tho yajna sya yat payah
Tan mayi
prajapatir divi dyam iva ddamahatu
(Atharva
Veda VI. 69.3)
Semoga kami mempunyai
pikiran yang terang, kemasyuran dan kekuatan seperti yang ada pada korban suci.
Semoga yang maha pencipta bersemayam dalam diri kami laksana sinar di langit.
Kehidupan
di dunia sangatlah sulit yang harus dihadapi oleh setiap manusia. Kesulitan ini
akan dapat diatasi dengan perlindungan dan anugerah yang dikaruniai oleh Tuhan,
dan dengan melakukan dharma dan menjauhi kejahatan, karena dengan melakukan
perbuatan jahat maka kebahagiaan akan menjauh.
Trataro deva
adhi vecata no
Ma no nidra
isata mota jalpeh
Vayam somasya
visvaha priyasah
Suviraso
vidhatam a vadema
(Rg. Veda VIII. 48.18)
Ya, Tuhan,
pemelihara, berkatilah kami semoga sifat penidur tidak menguasai kami, juga
tidak kebiasaan ngobrol. Tetapi kami tetap dikuasai soma dengan pahlawan kami,
berbicara dalam pertemuan.
Icchanti devah
sunvantam
Na svasnaya
sprha yanti
Yanti pramadam
atandrah
(Rg. Veda VIII.2.18)
Dewa-dewa
menghendaki manusia agar mempersembahkan minuman (yajna). Dewa-dewa tidak
tidur. Mereka yang tidak tidur, menghukum orang-orang yang risau.
Dari
uraian tersebut di atas, maka hendaknya setiap orang (karma yoga) selalu
melakukan persembahan baik kepada dewa-dewa maupun kepada dunia. Persembahan
yang dipersembahkan hendaknya diperoleh dengan jalan bekerja dalam usaha
berbuat baik. Seorang karma yogi diharapkan tidak terlalu banyak tidur dan
tidak terlalu banyak ngobrol karena dengan banyak tidur dan ngobrol maka waktu
yang sangat berharga itu akan hilang. Tidurlah hanya untuk kesehatan badan dan
berbicaralah hanya untuk yang berguna dengan baik menyinggung perasaan orang
lain.
Aksair ma divyah
krsim vi krtasva
Vite ramasva
bahu manyan manah
Tatra gava
kitava tatra jada
Tan me vi caste
savitayam aryah.
(Rg Veda X. 34.13)
Jangan bermain
dadu, tanamilah ladangmu. Berbahagialah dengan kekayaan itu, banggakanlah itu.
Ya penjudi, ingatlah ternakmu dan ingat istrimu. Demikianlah nasihat savita
yang mulia.
Memperhatikan
kutipan tersebut, maka Veda dengan tegas mengatakan bahwa perbuatan berjudi
adalah suatu perbuatan yang tercela, maka golongan karma yoga diharapkan untuk
memperoleh kekayaan dengan melakukan pekerjaan menanami lading yang mereka
miliki. Ia harus berbangga dengan hasil yang diperoleh melalui kerja keras
dengan jalan menanami tanah pertaniannya. Lebih jauh mantram di atas menganjurkan
kepada para penjudi hendaknya jangan memikirkan tentang judi, namun yang harus
diingat adalah ternak di mana ternak itu akan dapat member hasil yang memang
dianugerahi oleh Tuhan. Di samping itu hendaknya diingat pula istrimu yang ada
di rumah, kewajiban seseorang memberikan kepuasan sesuai dengan dharma terhadap
istri melalui kerja keras dengan dharma tidak menghayal untuk memperoleh
kekayaan.
Pari cin marto
dravinam mamanyad
Rtasya patha
namata vivaset
Uta svena
kratuna sam vadeta
Sreyam sam daksam
manasa jagrbhyat
(Rg. Veda)
Seharusnya orang
memikirkan kekayaan dan berjuang untuk memperolehnya dengan cara yang benar dan
disertai doa dan seharusnyalah ia memakai pertimbangan hati nuraninya dan penuh
semangat, berusaha meningkatkan kemampuan
Kutipan
di atas mengisyaratkan bahwa setiap orang diharuskan untuk memperoleh dan
mencari kekayaan di dunia dengan jalan yang jujur dan terpuji serta
memperhatikan pertimbangan-pertimbangan yang muncul dari hati nurani yang suci. Dalam langkah
gerak kerja manusia hendaknya jangan lepas dari hukum moral dan hukum Rta.
Kedua hukum ini dipergunakan sebagai pedoman dalam mencari harta benda.
Mogham annam
vindate apracetah
Satyam bravimi
vadha itya tasya
Naryamanam
pusyati no sakhayam
Hevaladho
bhavati kevalado
(Rg. Veda X.117.6)
Orang yang tidak
bijaksana tidak memanfaatkan makanan sebaik-baiknya aku katakana terus terang
ia sama saja dengan orang mati, ia tidak membagi makanan kepada temannya. Dan
orang makan sendiri akan menanggung dosanya sendiri pula.
Kutipan
di atas menegaskan bahwa makanan yang diperoleh dengan kerja keras hendaknya
digunakan sebaik mungkin. Mananan itu merupakan anugerah Tuhan, maka manusia
hendaknya tidak serakah, dermakanlah makanan tersebut pada kawan-kawan yang
membutuhkan sebagai suatu yadnya,
sehingga terbebas dari dosa. Setiap orang yang menjalankan karma yoga maka pada
prinsip dasarnya ingin bebas dari dosa, oleh sebab itu disamping mereka bekerja
untuk kepentingan duniawi maka merekapun selalu berdoa memohon kepada yang maha
kuasa agar mereka bebas dari segala dosa dalam perbuatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar